Dalam
tulisan saya yang pertama ini saya akan mengulas sedikit tentang perkalahian
anatar pelajar yang sedang marak diperbincangkan akhir-akhir ini. Seperti yang
kita ketahui, dalam sepekan ini sudah terjadi tiga perkelahian antar pelajar di
Jakarta yang mengakibatkan dua orang tewas dan satu orang kritis. Pada Senin
(24/9/2012) terjadi tawuran antara siswa SMAN 6 dan SMAN 70 yang menyebabkan
tewasnya Alawy Yusianto Putra (15), siswa kelas X SMAN 6. Alawy tewas akibat dibacok
dengan arit di bagian dada. Polisi telah berhasil menangkap pelakunya, yakni
Fitra Ramadhani alias doyok (19), siswa SMAN 70 kelas XII. Pelaku ditangkap 3
hari kemudian di Yogyakarta karena sempat melarikan diri. Pelaku sebelumnya sudah
pernah terlibat kasus hukum karena tawuran pelajar 2011, saat itu korban mengalami
bocor di bagian kepalanya karena dihantam gir sepeda motor.
Pada
Rabu (26/9/2012) terjadi dua kasus sekaligus. Tawuran pelajar antara siswa SMK
Yayasan Karya 66 dan Kartika Zeni di Manggarai yang menyebabkan tewasnya siswa
Yayasan Karya 66, Deny Yanuar dengan luka di dada dan pinggang. Pelakunya, AD,
juga telah berhasil ditangkap. Saat ini baik FR maupun AD telah ditahan di
Mapolres Jakarta Selatan. Tawuran juga terjadi dikawasan Halim, Jakarta Timur.
Seorang pelajar SMK Mahardika, Susilo, kritis akibat luka bacok dibagian kanan
perutnya.
Hal ini sudah diluar kewajaran.
Kegiatan yang telah dianggap tradisi lambat laun mulai menyadarkan banyak pihak
untuk mulai berhenti melakukan kegiatan buruk ini. Salah satunya sekolah yang
dulu dikenal sebagai Jagoan Tawuran, SMAN 1 Jakarta Pusat (Boedoet).
Pada akun
resmi alumni Boedoet tahun 2004 ( @Boedoet2004 ) ditulis “Perhatian! Undangan
resmi & terbuka: “STOP TAWURAN, INDAHNYA KEBERSAMAAN & PERDAMAIAN”.
Sabtu 29/09/2012 pkl.17.00, jln Boedi Oetomo, Jakpus”. Dalam kegiatan ini, SMAN
1 Budi Utomo bersama 23 SMA dan SMP mendeklarasikan Aksi Damai Pelajar Stop
Tawuran. Selain pendeklarasian tersebut juga ada acara penyalaan lilin
perdamaian untuk menghormati semua korban tawuran, aksi theatrikal. Para alumni
dari perwakilan sekolah juga melakukan orasi dan menandatangani pernyataan
sikap untuk menghentikan aksi tawuran ini.
Semoga pendeklarasian ini
benar-benar terjadi dan tidak hanya menjadi acara yang sifatnya ceremonial.
Oleh karena itu, mari pelajar Indonesia tunjukkan diri kalian dengan PRESTASI
bukan dengan KEKERASAN !!
Sumber :
No comments:
Post a Comment